manaratelmostaqbal.net, Jakarta Dalam rangka memerangi beredarnya hoaks di tengah masyarakat, segala upaya dilakukan Liputan6.com. Salah satunya dengan bernovasi dalam kampanye Cek Fakta. Agar kampanye ini makin efektif dipahami masyarakat, Liputan6.com pun meluncurkan sebuah lagu yang diberi judul “Ruang Gema”.
Lagu “Ruang Gema” ini melibatkan tim redaksi Liputan6.com yang gagasan dan liriknya dibuat langsung oleh Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Elin Yunita Kristanti. Sementara di posisi vokal ada jurnalis Liputan6.com, Melinda, sedangkan aransemen musiknya diracik oleh Redaktur Pelaksana Cek Fakta Liputan6.com, Edu Krisnadefa.
Lagu yang proses mixing dan mastering-nya bertempat di Studio Laba Laba Productions, Sunter, Jakarta Utara ini, mungkin sekilas seperti lagu cinta jika didengarkan selintas. Namun, lagu ini sebenarnya merupakan wujud kreatif untuk kampanye anti-hoaks melalui gerakan Cek Fakta.
Cara yang ini mendapatkan tanggapan dan kesan positif dari Ferdy Tahier, musisi sekaligus vokalis band Element, Rocker Kasarunk, dan Om Om.
“Lagu ini ngasih message kalau kita mau dengar berita, harus dua sisi ya… Saya sempet bilang ke diri sendiri gini (setelah mendengarkan), “Kok saya enggak kepikiran ya bikin lagu kayak gini?”
“Menurut saya, pas dengerin pertama, ini bukan lagu yang merdu dan didengarkan untuk menenangkan diri. Karena vibes-nya beda nih. Terus kata-katanya enggak biasa kan,” ungkap Ferdy Tahier saat dihubungi tim Showbiz Liputan6.com, Selasa (29/4/2025).
Kesan Mendalam Ferdy Element Setelah Mendengarkan Ruang Gema
Lebih lanjut, Ferdy Tahier juga mengungkapkan kesan terdalamnya selama mendengarkan lagu “Ruang Gema” yang sekilas mirip lagu cinta namun sebenarnya berisi pesan anti-hoaks. Ia juga mengungkapkan pendapatnya mengenai efektivitas kampanye anti-hoaks lewat sebuah lagu seperti “Ruang Gema”.
“Ya, ini menjadi sesuatu yang kalau didengarkan: ‘Eh, apa sih ini?’ Jadi begitu tuh awalnya. Jadi saya pikir (main) kosa kata, nih. Saat saya dengerin (lebih lanjut): ‘Eh, kok beneran (liriknya serius), ya? Saya pikir mau ‘bercandaan’, nih. Kok liriknya jadi beda, ya?” sambung Ferdy Tahier.
“Ini lagunya oke, makin keren setelah pakai media visual. Jadi orang bisa lebih mengerti. Apalagi dipakai visual dramatis yang sesuai sama musiknya, yang agak sedikit dark. Dan menurut saya ini bisa juga dipakai untuk berita-berita terkait,” ungkapnya.
Bahaya Hoaks Menurut Ferdy Tahier
Ferdy Tahier juga menyampaikan betapa berbahayanya kabar hoaks jika diterima oleh orang-orang yang sedang tak bisa berpikir panjang. Salah satunya ketika menimpa seseorang yang sedang tidak baik-baik saja dalam kondisi psikologis maupun finansial.
“Kalau buat gue hoaks itu krusial banget, bahaya soalnya. Karena kalau sekarang, orang kayak misalnya kemarin isu dolar. Kemarin dolar dibilangnya turun jadi 8 ribu rupiah, Itu kalau orang yang lagi stres dan enggak melihat itu sebagai hoaks, dia tanpa pikir panjang semua dilakukan, beli saham atau segala macam. Bahaya lho itu,” ungkap Ferdy Tahier.
Menangkap Fenomena Derasnya Arus Informasi
Lagu “Ruang Gema” yang diluncurkan dalam acara Kumpul Fakta dan jalan sehat pada Minggu (23/2/2025), merupakan bentuk kampanye Liputan6.com dalam memerangi hoaks di tengah masyarakat.
Redaktur Pelaksana Cek Fakta Liputan6.com Edu Krisnadefa mengatakan, “Ruang Gema” tercipta dengan menangkap fenomena derasnya arus informasi di tengah era digital, kondisi ini membuat hoaks tumbuh subur dan masyarakat semakin rentan terpapar.
“Kita tahu betapa bahayanya hoaks, dari yang ringan hingga yang berat seperti perpecahan yang dapat mengganggu berbagai aspek. Liputan6.com pun berinisiatif melakukan kampanye ini sekaligus memberikan literasi kepada masyarakat,” kata Edu.
“Dengan cara ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih peduli terhadap peredaran hoaks dan lebih jeli ketika mendapat informasi dengan memastikan dulu kebenarannya,” kata Edu.
Edu melanjutkan, selain menunjang kampanye anti-hoaks, pembuatan lagu “Ruang Gema” menjadi sarana penyalur kreativitas awak redaksi Liputan6.com. Pasalnya, seluruh pengerjaan lagu hingga video clipnya garap oleh karyawan Liputan6.com sendiri.
“Lewat lagu ini, Liputan6.com memberikan kesempatan awak redaksi lebih kreatif di luar tugas sehari-hari, pada ujungnya karya ini akan mendukung pekerjaan kita,” tuturnya.