Java Jazz Festival 2025 kembali menjadi panggung yang memukau dan penuh nostalgia, terutama berkat penampilan sejumlah musisi muda berbakat yang mampu membangkitkan kenangan indah dari era 2000-an. Di antara yang mencuri perhatian adalah Eltasya Natasha dan Janita Gabriela, dua penyanyi muda yang sukses memikat hati penonton dengan lagu-lagu hits dari masa lalu yang familiar dan penuh makna.
Festival jazz tahunan ini memang dikenal sebagai ajang berkumpulnya para musisi dari berbagai genre, namun tahun ini, penampilan dari Eltasya Natasha dan Janita Gabriela menambah nuansa berbeda. Mereka tidak hanya menampilkan teknik vokal yang mengagumkan, tetapi juga berhasil membawakan lagu-lagu era 2000-an dengan gaya yang segar dan penuh energi. Penonton yang sebagian besar berusia 20 hingga 30-an pun tampak sangat antusias dan bernostalgia saat lagu-lagu favorit mereka dimainkan.
Eltasya Natasha, yang dikenal dengan suaranya yang lembut dan penuh emosi, membawakan lagu-lagu pop dari era tersebut dengan interpretasi yang segar. Ia membawakan lagu seperti “Mungkin Nanti” dari Peterpan dan “Kali Kedua” dari Seventeen, yang langsung mengundang tepuk tangan meriah dari penonton. Suaranya yang khas dan penjiwaan yang mendalam membuat lagu-lagu tersebut terasa hidup kembali, seakan membawa penonton ke masa-masa indah saat lagu-lagu itu pertama kali dirilis.
Sementara Janita Gabriela tampil penuh semangat dengan gaya yang energik dan karismatik. Ia membawakan lagu-lagu seperti “Cinta” dari Dewa 19 dan “Bintang di Surga” dari Peterpan dengan penuh percaya diri. Dengan vokal yang kuat dan panggung yang atraktif, Janita mampu menghidupkan kembali nuansa masa lalu, membuat penonton larut dalam suasana nostalgia. Penampilan Janita juga diselingi cerita singkat tentang kenangannya saat pertama kali mendengarkan lagu-lagu tersebut, menambah kehangatan dan keintiman dengan penonton.
Tak hanya keduanya, sejumlah musisi lain yang turut tampil di festival ini juga turut menyemarakkan suasana dengan lagu-lagu lawas yang menjadi favorit banyak orang. Kolektif nostalgia ini memperlihatkan betapa lagu-lagu era 2000-an masih memiliki tempat di hati masyarakat dan mampu menghubungkan generasi muda dengan masa lalu melalui musik.
Penampilan mereka di Java Jazz 2025 membuktikan bahwa musik memang mampu melampaui waktu dan terus hidup dalam kenangan. Selain menghibur, mereka juga menunjukkan bahwa kekuatan lagu-lagu klasik dan hits era 2000-an tetap relevan dan memiliki daya tarik tersendiri. Banyak penonton yang hingga kini masih menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan penuh semangat, menandakan bahwa kenangan masa lalu tetap kuat dan tak lekang oleh waktu.
Secara keseluruhan, kehadiran Eltasya Natasha dan Janita Gabriela di Java Jazz 2025 menjadi momen yang penuh makna dan nostalgia. Mereka berhasil membuktikan bahwa musik adalah jembatan yang menghubungkan berbagai generasi, dan lagu-lagu dari masa lalu selalu memiliki tempat istimewa di hati penikmatnya. Keberhasilan mereka menampilkan hits era 2000-an dengan penuh semangat dan keaslian menambah warna tersendiri dalam festival jazz terbesar ini, sekaligus mengukuhkan bahwa kenangan indah masa lalu tetap hidup di hati masyarakat hingga saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *